Yang pasti, saat bersama si "Pesek" ada rasa nyaman yang lehir secara alamiah dari dalam hati ini. Tak harus dalam suasana yang mewah, apalagi suasana glamour layaknya pacaran ala barat. Cukup bersama dengan dia, dimanapun dan kapanpun, rasa nyaman itu p;asti hadir.
Ya, kupanggil dia dengan sebutan Pesek. Panggilan itu kulekatkan kepadanya, karena hidungnya yang cukup minimalis. Saya memaknai Pesek itu bukan dalam bentuk hinaan. Tetapi saya menyadari betul bahwa mancung itu hanya baik kelihatan diwajah yang tepat. Karena saya sadar betul, tidak semua orang dengan hidung mancung itu kelihatan cantik dan tampan.
Yang kedua, dengan sebutan Pesek itu, saya mau menyampaikan pesan yang cukup sederhana, bahwa aku mengaguminya bukan karena kelebihannya, bukan karena kecantikannya. Tetapi, yang pasti aku Kagum, suka dan cinta dia, karena kenyamanan hati yang saya percaya tidak akan pernah ternilai harganya meskipun sangat bernilai.
Kupanggil Dia Pesek, meskipun saya aku tahu betul nama lengkapnya begitu Indah, Nurifani Hairunnisa. Sangat memungkinkan iua dipanggil Nur yang berarti Cahaya, Ani yang dimaknai dengan kebaikan, kesabaran, keanggunan, dan keteguhan hati. Atau dia bahkan bisa Hairunnisa atau Nisa yang berarti perempuan yang baik. Tetapi sekali lagi, ini soal sebutan yang sarat akan pesan untuk menjaga keberlangsungan hubungan baik ini.
Dia, Si Pesek, sangat jauh dari kesempurnaan. Bahwa sejak saya mengenal dia, saya juga perlahan mencoba mengenali dari sisi luar dan dalam perempuan yang satu ini. Dari penelitian sederhana dan referensi yang saya dapatkan dari berbagai sumber tentang Pesek, ternyata banyak hal yang memang membuatnya jauh dari kata sempurna.
Bahkan saya secara pribadi, juga pernah merasakan sakit atas perilaku dia. Tetapi, saya paham betul apa yang menyebabkan dia se tega itu bertindak mencabik-cabik perasaan ini. Hanya saja, rasa sakit atas tindakannya itu tak berlangsung lama. Karena lagi-lagi saya meyakini, bahwa Pesek ini adalah perempuan yang sederhana dan dapat membuat saya nyaman untuk waktu yang lama. Rasa sakit yang pernah saya alami atas kekhilafannya itu, adalah efek dari keterlambatan saya bertemu dan mengenalnya lebih dekat.
Rasa sakit yang pernah saya alami itu terjadi pada 2015 silam. Setelah itu Pesek menghilang sekitar setahun lamanya. Sebelum akhirnya saya bertemu kembali dan mencoba untuk mengulang kisah yang lalu. Tepat pada akhir 2016 saya kembali bertemu dan mencoba melanjutkan perjuangan untuk memenangkan hatinya. Saya berusaha meyakinkan dia bahwa saya hadir lagi untuk kembali membuktikan kesungguhan rasa sebagai ungkapan syukur dan terima kasih atas kenyamanan yang selama ini saya rasakan saat bersama pesek.
Dan benar saja, saat kembali berkomunikasi dan bertemu rasa nyaman itu hadir lagi secara spontanitas. Akhir tahun 2016 tepatnya 30 Desember saya kembali mengungkapkan bahwa rasa nyaman itu hadir lagi. Saya mencoba meyakinkan bahwa kebahagiaan itu akan lahir melalui kebersamaanku dengannya. Awal tahun 2017 tepatnya pada momentum malam pergantian tahun saya dan pesek kembali menghabiskan waktu bersama menyambut tahun 2017.
Saya sangat bersyukur, karena dalam kurun waktu sekian jam bersama melewati detik-detik pergantian tahun, ia mulai merasakan kenyamanan itu. Rasa senang dan bahagia pun menghampiri saya seketika membaca status di Blackberry Messenger miliknya. "The best year, thankyou for today," demikian dia menulis status itu, yang saya sangat yakin itu ditujukan kepadaku (Narsis yaa). Rasa bahagia kembali hadir saat membaca pesan BBM darinya.
"Pokoknya tidak adami kalah i tutup tahun dan awal tahun kali ini," ucapnya dalam pesan itu.
Pesek... Saya hanya mau bilang semailah terus rasa nyaman itu. Jangan biarkan kenyamanan hati ini terkikis sedikitpun. Kita telah mengawali semuanya dengan cukup baik. Mengawali tahun 2017 bersama dengan kenyamanan. Yakinkanlah diri kita bahwa kita akan terus menjaga dan merawat rasa ini hingga waktunya tiba. Hingga kita benar-benar sah dalam sebuah ikatan setelah ijab kabul itu terucap dihadapan para saksi dan Wali mu.
Tetaplah menjadi sosok yang senantiasa menghadirkan rasa nyaman dihati ini. Teruslah menatap kedepan dan wujudkan harapan terbaik kita. Jika kemarin telah gagal maka esok kesuksesan harus membayar kegagalan yang pernah ada. Mari buktikan. (*)